Kamis, 18 November 2010

Mahkota Dewa

Efek Buah Mahkota Dewa terhadap Ginjal


Di Indonesia terkenal mempunyai berbagai macam keanekaragaman hayati. Pada dewsa ini ada tumbuhan yang mulai terkenal mempunayi berbagai khasiat dalam penymbuhan penyakit, yaitu tanaman mahkota dewa (Phaleria macrocarpa). Mahkota dewa ini tergolong tumbuhan perdu yang banyak dipelihara sebagai tanaman hias karena buahnya yang mempunyai warna menarik saat sudah tua. Buah mahkota dewa sesungguhnya dapat dimakan, meskipun bijinya mengandung racun (Eisai,Indonesia, 1986).

Akhir-akhir ini tumbuhan mahkota dewa sering digunakan sebagi bahan obat-obatan. Mahkota dewa mengandung senyawa-senyawa alkaloid, saponin, flavonoid, resin, tanin dan lain-lain yang berkhasiat untuk antihistamin, antioksidan, obat asam urat, lever, rematik, kencing manis, ginjal, tekanan darah tinggi sampai kanker(Harmanto, 2003). Menurut Gotama dkk. (1999) di dalam kulit buah mahkota dewa terkandung senyawa alkaloid, saponin, dan flavonoid, sedang dalam daunnya terkandung alkaloid, saponin, serta polifenol. Dikatakan pula bahwa senyawa saponin merupakan larutan berbuih yang diklasifikasikan berdasarkan struktur aglycon ke dalam triterpenoid dan steroid saponin. Kedua senyawa tersebut mempunyai efek anti inflamasi, analgesik, dan sitotoksik (De Padua dkk., 1999).

Selain memiliki khasiat obat, ternyata tumbuhan ini memiliki racun yang apabila dikonsumsi secara langsung dapat menyebabkan bengkak, sariawan, mati rasa pada lidah, kaku, demam, bahkan dapat menyebabkan pingsan(Harmanto, 2002). Menurut Johnson dkk. (2000) ethyleugenol yang banyak digunakan pada berbagai makanan, minuman dan kosmetika, bila diberikan setiap hari selama 2 tahun akan dapat menyebabkan terjadinya hiperplasia pada tubulus ginjal, nefropati dan adenokarsinoma pada tikus. Mahkota dewa yang dikonsumsi secara berlebihan dikhawatirkan dapat bersifat nefrotosik pada jaringan ginjal. Meskipun berat ginjal hanya 1% dari berat badan, tetapi ginjal secara terus menerus menerima sekitar 20% darah dari curah jantung. Hal tersebut menjadikan ginjal sangat peka terhadap bahanbahan
kimia berbahaya yang ada di dalam sirkulasi darah. Jadi pengkonsumsian buah mahkota dalam jumlah yang besar dan dalam janka waktu yang lam akan menyebabkan hiperplasia pada tubulus ginjal, nefropati dan adenokarsinoma pada tikus, hal ini dapat terjadi pada manusia sebagaimana yang terjadi pada tikus, karena manusia dan tikus tidak jauh beda, yaitu sama-sama mamalia.


Ref : Johnson, J.D., M.J. Ryan, J.D.I.I. Toft, S.W. Graves., M.R. Hejtmancik, M. L.Cunningham, R.A. Herbert, and M. Kamal. 2000. Two-year toxicity and carcinogenicity study of methyleugenol in F344/N rats and B6C3F1 mice. Journal of Agricultural and Food Chemistry 48 (8): 3620-3632.

Harmanto, N., 2002 Sehat dengan Ramuan Tradisional Mahkotadewa. Cetakan keempat. Tangerang: PT. Agromedia Pustaka.

Eisai Indonesia. 1986. Index tumbuh-tumbuhan Obat Indonesia. Jakarta: P.T. Eisai Indonesia.

De Padua, L.S., N. Bunyapraphatsara, and R.H.M.S. Lemmens. 1999. Plant Resources of South East Asia No. 12 (1): Medical and Poisonous Plants 1.Leiden: Backhuys Publishers.

Gotama, I.B.I., S. Sugiarto, M. Nurhadi, Y. Widiyastuti, S. Wahyono, and I.J. Prapti. 1999. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Jilid V. Jakarta: Departemen Kesehatan: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Sabtu, 06 November 2010

proses penciptaan alam menurut tinjauan beberapa ulama' dan menurut sains modern

Proses penciptaan alam menurut beberapa tafsir dan menurut sains modern
PENAFSIRAN MENURUT PARA ULAMA’
1.Pada surat Fushilat ayat 11
          •      

Yang artinya : Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa". Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati".
Dalam tafsir ibnu katsir dijelaskan bahw padam kalimat “tsumma astawaa ilassamaa i wahiya dukhoonun” mempunyai makna asap air yang mengepul kitika bumi diciptakan. Sedangkan pada kalimat selanjutnya “fakoola lahaa walilardhi a tiyaa tou’amn au karhaan” mempunyai makna bahwa allah berfirman kepada langit”munculkan matahariku, bulan dan bintang-bintangku.” Kemudian allah berfirman kepada bumi”pancarkanlah sungai-sungaimu dan keluarkanlah buah-buahanmu”. Sedangkan pada kalimat “qoo lataa ‘ataynaa thoo i ‘iiyn” mempunyai makna bahwa keduanya (langit ddan bumi) menjawab: “kami dating dengan suka hati”. Bahkan kami (mematuhi) perintahMu secarasuka rela dengan apa yang ada pada kami berupa mahluk yang hendak Engkau ciptakan, seperti Malaikat, jin dan manusia, kami semua tunduk kepadaMu.
Langit itu adalah zat dalam bentuk gas yang mirip dengan asap atau awan atau kabut. Dan menurut ilmu modern disebut dunia kabut. Para ahli telah menyaksikan saat ini, bahwa diantara alam semesta itu terdapat banyak alam dalam alam kabut. Hal itu disimpulkan dari noda-noda yang Nampak di langit, sebagaimana nampaknya matahari kita dengan planet-planet dan bumi yang pada asalnya adalah kabut( tafsir al-maraghi).
Dalam ayat tersebut Allah berfirman: kemudian dia yakni perintah atau kekuasaanya menuju ke langit sedang dia yakni langit ketika itu adalah masih merupakan asap, lalu dia yang maha kuasa itu berfirman kepadanya dan kepada bumi”datanglah kamu berdua mengikuti perintahku suka atau terpaksa”: kami telah datang tunduk dan patuh mengikuti kehendakMU dengan sesuka hati( tafsir al mishbah).

Dalam firman Allah “Kemudian Dia menuju langit…” Allah ta’ala memberitahukan bahwasannya setelah Dia menciptakan bumi, Dia menuju kelangit dengan kehendak-Nya yang diatas semua kehendak.“ dan lagit itu masih berupa asap…”. Yaitu uap dari air yang mana diatas air itu terdapar Arsy-Nya. Lelu berfirman kepada langit dan bumi”dtanglah kamu berdua menurut perinntah-Ku dengan patuh tau terpaksa.” Dalam firman-Nya “Kami dating dengan patuh” artinya kami tidak akan menentang perintah-M (Tafsir Al-aisar).
2. pada surat Adz Dzariyat ayat 47
     
Yang artinya : Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya.
Menurut tafsir ibnu katsir menjelaskan bahwa kami jadikan bumi sebagai hamparan bagi semua makhluk dan kami telah menjadikannya terbentang luas bagi para penghuninya.
Allah s.w.t meninggikan langit, meratakannya, dan mengokohkan bangunan-NYA. Allah s.w.t juga meluaskannya(tafsir Muyassar.2007).
Ayat-ayat tersebut membahas tentang kejadian-kejadian yang membuktikan kekuasaan Allah, sehingga kita wajib mengakui ketuhanan-Nya atas segala sesuatu dan seluruh hamba-Nya. Dalam firman Allah “dan langit kami bangun dengan tangan (Kami), dan Kami benar-benar meluaskannya.” Inilah salah satu fenomena terbesar dari tanda-tanda kekuasaan Allah bahwa Allah telah membangun langit. Mengokohkan dan meninggikannya. Menciptakan benda-benda langit, seperti planet, bintang, matahari, dan bulan. Semuanya tercipta dengan kekuatan Allah yang tidak dapat dikalahkan oleh kekuatan manapun. Allah Ta’ala berfirman,”dan Kami benar-benar meluaskannya.”Maksudnya allah mampu meluaskannya lebih dari ukurannya yang sekarangdan semua ii menunjukkan atas luasnya kekuasaan Allah (tafsir al-Aisar)



3. pada surat as-shaffat ayat 6
 •     

Yang artinya : Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang terdekat dengan hiasan, yaitu bintang-bintang.
Menurut tafsir Ibnu katsir menjelaskan bahwa allah ta’ala telah menghias langit yang terdekat bagi orang-orang yang memandangnya diantara penghuni bumi dengan hiasan bintang-bintang.
Sesungguhnya kami jadikan bintang-bintang sebagai hiasandi langit yang dekat kepada mu dengan kemegahan dan keindahan yang ada padanya serta bentuk-bentuk yang sesuai, disamping letak-letak yang indah, bagi orang-orang yang mempelajari hokum-hukumnya yang meikirkan tentang hisab NYA. Karena meeka mengetahui bahwa bintang-bintang itu berjarak sesuai, setiap planet dari matahari mempunyai jarak setimpaldengan jauhnya bentang yang sebelumnya(Tafsir al maraghi 23.)
Ayat diatas menyebut sekelumit manfaat bintang-bintang yang gemerlapan di langit. Allah berfiman:sesungguhnya kami yakni allah yang maha esa telah menghias langit yang terdekat yakni yang terletak tidak jauh dari penghuni bumi dengan hiasan yaitu bintang-bintang gemerlapan dengan ukuran dan posisi yang berbeda-beda (tafsir Al-Mishbah).
Sesungguhnya allah mempercantik langit yan terdekat dari bumi dan menghiasinya dengan bintang dan planet-planet(tafsir Muyassar.2007:512).
Dalam tafsir al – qurthubi dijelaskan bahwa makna ayat di atas bintang-bintang diciptakan untuk tiga hal : sebagai lemparan bagi syaitan-syaitan, sebagai cahaya yang dapat dijadikan petunjuk, dan sebagai hiasan langit dunia.
4.Pada surat al anbiya’ ayat 32-33
              •        

Yang artinya:.Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara sedang mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang terdapat padanya. Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.
Dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa pada ayat 32 mempunyai makna mereka tidak memikirkan apa yang telah diciptakan oleh allah yang bgitu luas lagi besar dan tinggi menjulang serta pa yengmenghiasinya berupa bintang-bintang yang diam dan beredar pada malam hari dan siang hari, peredaran mengelilingi matahari yang menempuh (garis) edarnya secara sempurna satu hari satu malam.sedangkan pada ayat 33 mempunyai makna malam dengan kegelapan dan ketengannya serta siang dengan cahaya dan kesibukannya. Terkadang malam lebih panjang waktunya dan siang lebih singkat atau sebaliknya. Matahari memilki cahaya yang khusus ruang edar sendiri, masa yang terbatas serta gerakan dan perjalanan khusus. Sedangkan bulan dan caahaya lain, ruang edar lain, perjalanan lain dan ukuran lain. Dan keduanya beredar di dalam garis edarnya.(tafsir Ibnukatsir.2003:448-449).
Allah Ta’ala telah mengatur langit dan menjadikannya seperti atap yang terpelihara dari rusak dan kehilangan keteraturan. Ia memelihara-matahari dan bintang-bintang diperedarannya sehingga sebgiannya tidak bercampur dengan sebagian yang lain,dan sebagiannya tidak jatuh kepada sebagian yang lain,tetapi menetapkan semuanya pada tempat-tempat yang khusus dengan gaya tarik.
Matahari, bulan,dan bintang-bintang saling tarik dan memelihara orbitnya tanpa keluar daripadanya.jika tidak demikian, niscaya tatanan ala mini akan rusak. Dengan pemeliharaan dan tatanan perputaran ini terjadilah malam dan siang akibat bumi berevolusi di sekitar matahari.(tafsir al-maraghi.1974:43).
Dan allah menjadikan langit sebagai atap bagi bumi yang tegak tanpa tiang dengan segala kebesaran dan keluasan langit. Allah menjaganya agar tidak runtuh dan setan tidak menembusnya. Orang-orang kafir lupa akan ayat-ayat nyata dan bukti-bukti yang kuat ini.
Dan allah SWT. Menciptakan malam agar manusia bisa tidur dan beristirahat sebagaimana Dia menciptakan matahari sebagai penerang di siang hari dan nulan sebagai cahaya di malam hari. Matahari dan bulan beredar pada orbitnya masing-masing dan tidak melampauinya dengan hitungan yang tepat dan tidak menyimpang dari garis edarnya(tafsir Muyassar.2007:12)
Menurut tafsir nurul qur’an ayat 32 memilki maksud langit adalah atmosfir yang menyelimuti bumi disemua sisi.lapisan yang lembut terdiri dari oksigen dan berbagai jenis gas. Yang melindungi bumi dari serangan benda-benda langit yang terus berjatuhan sian dan malam. Disamping itu unsure-unsur yangberbahaya dari sinar matahari juga diserap olenya. Dengan demikian langit menjaga bumi dari sinar-sinar berbahaya yang dating dari luar angkasa. Sedangkan pada ayat 33, yang dimaksud dengan geraknya matahari adalah gerakan berputar mengelilingi sumbunya.(tafsir Nurul Qur’an 2006:55-56)

5. surat al anbiya’ ayat 30
    •          •      
Yang artinya : Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?
Menurut tafsir ibnu katsir bahwa tujuh lapis langit dengan bumi kita ini asal mulanya adalah bersatu padu, lalu Allah memisahkan keduanya. Tujuh lapis langit naik ke atas dan tujuh lapis bumi di hamparkan. Di antara langit yang terdekat yaitu langit dunia dan bumi kita ini dipisahkan dengan udara (hawa). Maka langit pun menurunkan hujan, bumi menumbuhkan tumbuhan.
Sesungguhnya akal manusia mempunyai kesiapan untuk mengkaji berbagai keajaiban alam dan untuk mengetahui perjalanan serta peredaran bintang-bintang dengan hokum gaya tarik di sekitar matahari berdasarkan sunah-sunah yang tidak pernah berubah dan tidak pernah berganti . penelitian telah menujukkan bahwa pada mulanya seluruh bintang itu adalah satu keluarga, kemudian sebagiannya terpisah dari sebagian yang lain karena sebab-sebab tertentu yang telah ditetapkan oleh yang Maha Tahu( Tafsir Al-Maraghi)
Apakah orng-orang kafir tidak mengetahui bahwa sesungguhnya langit dan bumi sebelum menyatu? Tidak ada yang memisahkan keduanya. Langit tidak menutunkan hujan dan bumi tidak menumbuhkan tumbuh-tumbuhan. Kemudian allah memisahkan keduanya dengan kekuasaanNYA. Dia menurunkan hujan dari langit dalam bumi. Dia s.w.t menjadikan setiap makhluk yang hidup dari air. Tidaklah orang-orang kafir yang ingkar percaya akan kekuasaan dan keesaanNYA sehingga mereka dapat mengimaniNYA dan memurnikan ibadah hanya kepada Allah(tafsir Muyassar.2007:11).
Menyangkut gagasan Al Qur’an yang penuh makna yang dikutip diakhir ayat suci diatas yang menunjukkan bahwa semua mahluk hidup telah diciptakan dari air. Kehidupan semua mahluk hidup tak peduli tanaman ataupun binatang bergantung pada air yakni air yang menyebabkan turunnya hujan dari langit. Patut dicatat pula bahwa komposisi utama tubuh manusia dan juga banyak binatang sebagian besarnya terdiri dari air (kira-kira 70%) (Tafsir Nurul Quran.2006:52).




TINJAUAN MENURUT SAINS MODERN
Pada mulanya bahwa keseluruhan alam semesta, beserta dimensi materi dan waktu, muncul menjadi ada sebagai hasil dari suatu ledakan raksasa yang tejadi dalam sekejap. Peristiwa ini, yang dikenal dengan teori "Big Bang", membentuk keseluruhan alam semesta sekitar 15 milyar tahun lalu. Jagat raya tercipta dari suatu ketiadaan sebagai hasil dari ledakan satu titik tunggal. Satu titik tungal tersebut merupakan suatu asap yang sering kita kenal dengan sebutan nebula. Kenyataan ini sesuai dengan firman ALLAH yang terdapat dalam surat Fushillat ayat 11.
Teori ”bing bang” ini dikemukakan oleh George Lemaitre(1920-an). Teori big bang merupakan teori saintifik mengenai penciptaan atau kelahiran alam semesta. Menurut teori tersebut, alam semesta ini telah diciptakan kira-kira 10 hingga 20 miliar tahun yang lalu. Ia terbentuk dari ledakan kosmik yang bertaburan ke seluruh arah di alam makrokosmos. Dalam teori big bang debu dan gas-gas hasil ledakan membentuk bintang-bintang generasi baru. Setelah itu bintang-bintang lain serta terbentuknya planet-planet, termasuk bumi. Dalam teori ini seolah-olah alam semesta ini terjadi dengan tiba-tiba sekitar 15 miliar tahun silam (Dyadi.2008:165).
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, maka para ilmuan melakukan penelitian, pengamatan, dan perhitungan yang dilakukan dengan teknologi modern, mengungkapkan bahwa alam semesta sesungguhnya memiliki permulaan, dan ia terus-menerus "mengembang". Pada awal abad ke-20, fisikawan Rusia, Alexander Friedmann, dan ahli kosmologi Belgia, George Lemaitre, secara teoritis menghitung dan menemukan bahwa alam semesta senantiasa bergerak dan mengembang. Fakta ini dibuktikan juga dengan menggunakan data pengamatan pada tahun 1929. Ketika mengamati langit dengan teleskop, Edwin Hubble, seorang astronom Amerika, menemukan bahwa bintang-bintang dan galaksi terus bergerak saling menjauhi. Sebuah alam semesta, di mana segala sesuatunya terus bergerak menjauhi satu sama lain, berarti bahwa alam semesta tersebut terus-menerus "mengembang". Pengamatan yang dilakukan di tahun-tahun berikutnya memperkokoh fakta bahwa alam semesta terus mengembang.( Dyadi.2008:194). Kenyataan ini diterangkan dalam Al Qur'an pada pada surat adz dzariyat ayat 47 yang menerangkan bahwa Allah telah meluaskannnya.
Setelah mengalami pengembangan yaitu dengan perluasan alam dengan peledakan nebula tersebut maka terbentuklah miliaran galaksi (galaksi=suatu tatanan bintang-bintang) di dalam ruang kosong tanpa batas dan tiap-tiap galaksi terdiri dari ratusan miliar bintang. Semua galaksi bergerak dengan kecepatan kosmis menuju arah tertentu . mereka mempunyai gaya tarik menarik dan tolak menolak sehingga tidak berbenturan antara galaksi satu dengan galaksi lainnya. Tatanan bintang yang disebut galaksi itu bentuknya bermacam-macam, ada yang bulat seperti bola, ada yang bulat pipih, ada yang berbentuk spiral konsentris,dan ada pula yang tidak berbentuk (Wisoyo.2008:9). Hal ini membuktikan bahwa pada Al-Qur’an surat As Saffat ayat 6 yang menerangkan bahwa langit telah dihiasi oleh bintang-bintang. Yang mana di dalam literatur disebutkan bahwa bintang-bintang tersebut berasal dari ledakan nebula. Serta pada pada surat al anbiya’ ayat 32-33 yang menjelaskan secara garis besar bahwa galaksi tersebut beredar sesuai dengan garis edarnya. Sehingga adanya peredaran galaksi-galaksi tersebut maka bumipun juga beredar sesuai dengan garis edarnya sehingga terjadilah siang dan malam.
Dalam kehidupan ini Allah telah menjelaskan bahwa sumber kehidupan adalah air, sebagaimana seperti yang tersiratkan pada al qur’an surat al anbiya’ ayat 30 “Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup”. Jadi air merupakan material yang sangat penting dan vital bagi penunjang kehidupan manusia,hewan dan tumbuhan. Sebagian besar air di bumi berasal dari samudera yang luas , melalui siklus hujan, maka air merembes ke sumur, sebagian mengalir ke lembah dan sungai. Jadi hujan juga memiliki arti penting dalam siklus air di muka bumi ini (Wisoyo.2008:54).


KESIMPULAN
1. Pada awalnya alam ini merupakan satu kesatuan yang berupa kabut/nebula.
2. Kabut atau nebula (asap) tersebut mengalami ledakan
3. Dari ledakan tersebut terbentuklah galaksi-galaksi (planet-planet)
4. Galaksi –galaksi tersebut memiliki gaya tarik sehingga berputar pada porosnya
5. Sumber kehidupan yang paling awal adalah air. 


Dapus
Abdullah. 2006. Tafsir Ibnu Katsir. Jakarta : Pustaka Iman Asy-Syafi’i
Al- maraghi ahmad. 1989. Terjemah tafsir al- maraghi. Semarang : Tohaputra
Al-qarni ‘Aidh. 2007. Tafsir Muyassar 3. Jakarta : Qisthi press
Dyadi. 2008. Alam Semesta Bertawaf. Yogyakarta : Lingkaran
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=2556738 ( diakses tanggal 01 oktober 2010)
Kamal, alamah.2006. Tafsir Nurul Quran. Jakarta : Al Huda
Shihab, Quraish. 2003. Tafsir al-mishbah .Jakarta : Lentera Hati