Jumat, 03 Juni 2011

EFEK ALKOHOL TERHADAP JUMLAH SEL SPERMATOZOA DAN BERAT VESIKULA SEMINALIS.


EFEK ALKOHOL TERHADAP JUMLAH SEL SPERMATOZOA DAN BERAT VESIKULA SEMINALIS.

Menurut catatan arkeologi minuman berakokhol  sudah di kenal oleh manusia sejak 500 thn yang lalu dan telah banyak digunakan sebagai kebudayaan sehari-hari bagi masyarakat tertentu, sehingga istilah drinking telah mempunyai arti berminum-minuman keras. Alcohol yang terkandung dalam minuman akan diabsorbsi dan sebagian lagi di serap melalui pernafasan. Penyerapan terjadi setelah alcohol masuk kedalam lambung dan pada usus  kecil. Alcohol yang telah masuk hanya 5-15% saja yang dapat diskresikan kembali  secara langsung melalui keringat, paru-paru dan urine. Alcohol akan dimetabolisme di dalam ginjal , paru-paru dan otot. Pada alcohol ini megandung etanol yang bersifat menekan sistem saraf pusat secara tidak teratur tergantung jumlah yang dikonsumsi. Suatu penelitian yang dilakukan dengan menggunakan hewan mencit dengan perlakuan pemberian alkohol 5-6% menunjukkan adanya panurunan kadar testosterone , selain itu juga dapat menyebabkan hambatan dalam biosintesis asam nukleat dan nukleosida pada testis yang selanjutnya dapat menyebabkan gangguan pada proses spermatogenesis.
Pada minuman yang berakohol ini kandungannya berbeda-beda. Bir engandung 3-5%, anggur 10-14%, sherry port mustakel berkadar 20% sedangkan wiky, gin, rum, dan brendy berkadar 40-45%. Alkohol ini sangat berpengaruh dan mempunyai efek negative terhadap sistem reproduksi. Pada sistem reproduksi, alkohol dapat menyebabkan kerusakan jaringan testikuler dan kegagalan sintesis testosterone  dan produksi spermatozoa.
Hasil penelitian telah membuktikan bahwa minuman beralkohol menimbulkan pengaruh buruk terhadap sel spermatogenik dan vesikula seminalis(kantung mani yang mengahasilkan makanan bagi sperma). Alkohol dapat menyebabakan penurunan jumlah sel spermatogenik sebab terlalu banyak penumpukan alkohol di dalam tubuh sehingga mengahambat sintesis dan sekresi GnRH hipotalamus. Dimana dalam hal ini dalam hal ini memepengaruhi kegagalan hipofisis untuk melakukan sintesis dan sekresi FSH dan LH. Selanjutnya akan mempengaruhi oleh kegagalan sel ledyg untuk mensintesis testosterone sehingga dapat menyebabkan penurunan jumlah sel spermatogenik.
Selain pada penurunan sel spermatogenik, alkohol juga berpengaruh terhadap berat vesikula seminalis.semakin tinggi kadar alkohol yang diberikan maka semakin tinggi pula penurunan berat vesikula seminalis, sebab kempuan tubuh untuk metabolism alkohol sangat  terbatas sehingga terjadi penumpukan alkohol di dalam tubuh. Diamana hal ini menyebabkan kegagalan hipotalamus dan hipofisis untuk mensekresikan GnRH,FSH dan LH. Kegagalan ini selanjutnya menyebabkan kegagalan sel ledyg untuk melkukan sintesis testosterone. Dan secara biologis, hormone ini mempunyai efek memacu pertumbuhan dan perkembangan fungsional organ asesoris kelamin jantan , sperti va diferen, penis, vesikula seminalis, skrotum serta berperan untuk memelihara viabilitas spermatozoa dalam epidydimis. Dari keterangan tersebut dapat diketahui bahawa jika terlalu banyak penumpukan alkohol do dalam tubuh maka dapat menyebabkan gangguan pada proses pertubuhan dan perkembangan vesikula seminalis.

Efek buruk asap rokok terhadap spermatogenesis.


Efek buruk asap rokok terhadap spermatogenesis.

Rokok merupakan salah satu hasil olahan tembakau dengan menggunakan bahan ataupun bahan tambahan. Rokok tanpa tambahan cengkeh disebut rokok putih, biasanya sering dihubungkan dengan ultramild, mild dan light. Sedangakan rokok yang diberi tambahan cengkeh disebut rokok kretek. Selain itu juga terdapat kandungan nikotin dan tar dalam rokok. Dalam proses merokok terjadi dua reaksi , yaitu reaksi pembakaran dan reaksi pirolisa. Pada reaksi  pembakar an dengan oksigen akan membentuk senyawa CO2 , H2O2, NO, So dan Co.sedangkan pada reaksi pirolisa menyebabkan pemecahan struktur kimia rokok menjadi banyak senyawa kimia seperti bahan karsinogen , tar, nikotin, nitrosamine karbonmonoksida, fenol,karbonil,dioksin dan furan yang merupakan toksin bagi tubuh.
Nikotin yang merupakan senyawa utama dalam rokok akan diserap dalam sistem peredaran darah melalui paru-paru dan selanjutnya akan disirkulasikan kedalam otak dengan waktu yang sangat cepat. Nikotin juga akan bereaksi langsung dengan jantung dengan merubah kecepatan denyut dan tekanan darah.
Suatu penelitian telah membuktikan bahwa pemberian nikotin dapat menyebabkan penurunan kadar kadar hormone testosterone. Pada suatu analisis nikotin dalam plasma darah menunjukkan bahwa kadar nikotin plasma darah yang terkena asap rokok kretek lebih besar dibanding dngan kadar nikotin plasma darah yang terkena asap rokok putih sebab nikotin dan tar yang terkandung dalam rokok kretek lebih besar disbanding dengan rokok  putih.
Banyaknya senyawa kimia yang terkandung dalam rokok diketahui dapat menyebabkan atrofi testis, menghambat spermatogenesis serta dapat merusak morfologi spermatozoa. NO yang juga senyawa kima yang terkandung dalam rook dapat menyebabkan terhambatnya motilitas spermatozoa dan juga bersifat toksik pada sperma. Dari banyaknya senyawa kimia yang ada pada rokok, jadi dapat diketahui bahwa selain nikotin dan tar masih ada bahan senyawa kimia lain yang dapat menhambat proses spermatogenesis.