Kamis, 27 Desember 2012

bioetika adalah.............



1.      Definisi Etika dan Bioetika
Etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan dalam bergaul antar sesamanya dan menegaskan mana tang baik dan mana yang buruk.
Etika diartikan sebagai ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat (Amin, 1983).
Bioetika  ialah semacam ilmu pengetahuan yang menawarkan pemecahan masalah bagi konflik moral yang timbul dalam tindakan dan praktek kedokteran dan ilmu hayati. Bioetika terkait dengan kegiatan yang mencari jawab dan menawarkan pemecahan masalah dari konflik moral. Konflik moral yang dimaksud meliputi konflik yang timbul dari kemajuan pesat ilmu-ilmu pengetahuan hayati dan kedokteran, yang diikuti oleh penerapan teknologi yang terkait dengannya.
Bioetika diartikan sebagai studi interdisipliner tentang problem-problem yang ditimbulkan oleh perkembangan di bidang biologi dan ilmu kedokteran baik pada skala mikro maupun makro, dan dampaknya atas masyarakat luas serta sistem nilainya kini dan masa mendatang (Bertens, 2009).

2.      Sejarah Bioetika
Istilah “Bioetik“ pertama kali muncul pada tahun 1974, dan diperkenalkan oleh Van Rensselaer Potter dalam bukunya Bioethics: Bridge to the Future (1971). Ia mendifinisikan bioetika sebagai sebuah disiplin ilmu yang mengkombinasikan pengetahuan biologi dengan pengetahuan sistim nilai manusiawi. Jauh sebelum lahir bioetika, di kebudayaan barat, dikenal Sumpah Hipocrates (abad III dan IV SM) yang berisi implikasi etika kedokteran: kewajiban etika dokter berhadapan dengan guru dan keluarga serta hubungan antara dokter dengan pasien. Sumpah ini merupakan bagian dari Corpus Hippocraticum, kumpulan tulisan yang diklasifikasikan para Bapak Kedokteran.
Di lain budaya, dapat ditemukan juga Sumpah Inisiasi, Caraka Samhita dari India abad I, Sumpah Asaph abad III-IV dan Nasihat kepada seorang dokter abad X yang datang dari dunia Arab. Ada juga lima perintah dan sepuluh tuntutan dari Chen Shih Kung, tabib Cina pada abad XVII . Sintesis dari pedoman etika itu dirangkum dalam konsep latin primum non nocere yang artinya “dari semua, tidak membuat sakit“. Menjelang pada abad XIX, Thomas Percival, Bapak Etika Kedokteran membuat semacam etika dasar untuk praktek kedokteran.
Pada abad XIX bermunculan di berbagai negara, Asosiasi Perserikatan Para Dokter. Dan setelah perang dunia ke II, muncul Hukum Keperawatan dan Hukum Nuremburg (1946), Deklarasi Genewa (1948) dalam 2 pertemuan pentingnya th. 1948 dan 1949 dengan mengembangkan Hukum Internasional Etika Kedokteran.
Dengan pengetahuannya Potter menggunakan istilah bioetik untuk pertama kalinya. Tokoh lain yang menggunakan istilah ini adalah AndrĂ© Helleger, bidan Belanda yang bekerja di Universitas Georgetown. Enam bulan setelah Potter, Helleger memberikan nama sebuah pusat studi bioetika pertama di USA: Joseph and Rose Kennedy Institute for Human Study of Human Reproduction and Bioethics di Universitas Washington DC pada 1 Juli 1971. W.T Reich menegaskan bahwa bioetika lahir di dua tempat, di Madison Wisconsin dan Universitas Georgetown. Istilah bioetik menunjuk pada 2 hal: ilmu pengetahuan dan pemahaman mengenai kemanusiaan. Selain WT Reich, secara khusus, bioetik di USA mempunyai ¨sejarah“ tersendiri, sebagaimana dikemukakan oleh Alberth R. Jonsen. Ia memberikan beberapa tahap perkembangan bioetik: Adminission and Policy th 1962 di Pusat Kedokteran Universitas Seattle, New England Journal of Medicine (1966), Komisi Nasional Alabama, Informe Belmont, Havard Medical School, Kasus Karen A Quinlan 1975, dan yang paling berpengaruh kemudian adalah Hasting Center (1969). Dalam sejarah awal ini, bioetik berkutat hanya pada masalah kesehatan dan kedokteran.
Perkembangan bioetika selanjutnya tidak terbatas pada masalah kesehatan dan kedokteran saja. L. Feito mengatakan bahwa bioetika adalah ilmu baru yang mempelajari tindakan manusia dan ilmu yang berkaitan dengan hidup. Bidang bioetika pada tahap ini adalah : Etika Biomedika, Etika Gen Manusia, Etika Binatang dan etika lingkungan hidup. Francess Abel menyimpulkan bahwa bioetika berorientasi kepada pengambilan keputusan etika.

3.      Empat Prinsip Dasar Bioetika
a.       Autonomy (Otonomi): adalah suatu kebebasan bertindak, mengambil keputusan sesuai dengan rencana yang ditentukannya sendiri, termasuk bertanggung jawab atas putusan tersebut.
b.      Justice (Keadilan): adalah pembagian manfaat dan beban. Keadilan dapat dibedakan dua tipe dasar yakni:
·         Keadilan komparatif adalah proporsional artinya keadilan ditentukan oleh hasil perbandinganya dengan yang lain berdasarkan kebutuhannya. Misal, transplantasi ginjal akan lebih dibutuhkan oleh pasien fase terminal kegagalan ginjal, daripada pasien baru didiagnosis penderita penyakit ginjal.
·         Keadilan non-komparatif  artinya semua sama, dalam hal ini keadilan ditentukan oleh prinsip (pokoknya harus sama, bukan oleh kebutuhan).
c.       Beneficence (berbuat baik): Kewajiban berbuat baik menuntut kita harus membantu orang lain atau memperhatikan kesejahteraan orang lain. Namun kewajiban berbuat baik juga harus mempertimbangkan resiko dan manfaat. Hal inilah yang menimbulkan kerumitan masalah, karena pertimbangan resiko dan manfaat juga sering menimbulkan masalah baru.
d.      Non-maleficent (tidak merugikan): Asas “tidak merugikan” (Non-maleficence) merupakan suatu cara teknis untuk menyatakan bahwa kita berkewajiban tidak mencelakakan orang lain, salah satu prinsip paling tradisional dari etika kedokteran. Primum non nocere, yang terpenting adalah jangan merugikan. Inilah prinsip dasar tradisi Hipokratik. Jika tidak bisa berbuat baik kepada seseorang, maka sekurang-kurangnya wajib untuk tidak merugikan orang itu.

4.      Tujuan Bioetika
a.       Bioetika sangat diperlukan sebagai pengawal riset biologi dan bioteknologi modern.
b.      Pembelajaran bioetika diarahkan untuk mencegah dampak negatif yang muncul dari teknologi.
c.       Pembelajaran bioetika menunjukkan pada mahasiswa untuk menjadi ilmuwan yang memiliki tanggung jawab sosial.
d.      Pembelajaran bioetika dibutuhkan karena menekankan pada pengembangan berpikir kritis untuk menentukan sisi baik dan buruk atau dimensi etis dari biologi modern dan teknologi yang terkait dengan kehidupan.
e.       Pembelajaran bioetika dapat melatih mahasiswa menjadi ilmuwan biologi yang dapat mempertimbangkan tindakan-tindakan yang akan dilakukan sebagaimana pengembangan pola berpikir yang dikemukakan Rasulullah SAW yaitu pola berpikir menggunakan akal.
5.      Pengambilan Keputusan Etik dalam Perspektif Islam
Dalam pengambilan keputusan etik dalam bioetika, setidaknya kita harus memahami 6 prinsip bioetika islam, yaitu:
a.       Prinsip I: Keadaan Darurat: sesuatu menjadi diperbolehkan ketika darurat, yakni tidak ada pilihan lain dan semata-mata hanya untuk menjaga dan melestarikan kehidupan.   
b.      Prinsip II : Menjaga dan Melestarikan Kehidupan: keputusan yang diambil semata-mata hanya untuk menjaga dan melestarikan kehidupan, bukan untuk maksud yang lain. 
c.       Prinsip III: Untuk Kepentingan yang Lebih Besar: keputusan yang diambil, harus terkandung maksud untuk kepentingan yang lebih besar.
d.      Prinsip IV: Peluang Keberhasilan: keputusan yang diambil, harus sudah memperhitungkan kemungkinan atau peluang keberhasilannya.
e.       Prinsip V: Manfaat dan Mudlarat: keputusan yang diambil harus sudah memperhitungkan keuntungan dan kerugian, kemaslahatan dan kemudlaratannya.
f.       Prinsip VI: Tidak Ada Pilihan Lain: keputusan yang diambil harus sudah memperhitungkan ada tidaknya pilihan lain, sehingga akhirnya keputusan tersebut yang harus diambil.