Jumat, 21 Oktober 2011

CINTA SEPERTI GENETIKA

Pertemuan kita menjadikan aku seperti orang yang amnesia.
Kau bius aku melalui belaian lembut jemari lentikmu.
Semua yang ada padamu terasa mengkontaminasi fikiranku,
membuatnya tak steril dan tak labil.
Taukah dirimu bila hatiku mulai ditumbuhi bakteri cinta mu?
Yah, sepertinya kau bagai virus yang patut ditakuti,
kau meracuni semua sel-sel dalam aliran darahku.
Kau juga melakukan regenerasi pada sebagian anggota tubuhku.
Apa kau juga menyematkan DNA egois mu?
Apa kau juga menyuntikkan DNA complementary?
Apa?
Tidak katamu?
Berarti diriku telah kau duplikasi, rupanya.
Aku mencoba menetralisir keaadaan ini dengan enzym ketenangan.
Sehingga proses epigenetika menjadikan kita dua insan yang menyatu.
Sebaiknya kita saling memaknai diri melalui eugenika dan proses eusosial pula.
Agar rasa ini terwujud menjadi sebuah rasa yang fenokopi.
Semula aku tak yakin
juga tak pernah percaya.
Namun, hasil scanning body ku menjelaskan smua.
Kau dengan indahnya tercangkok dihatiku, duduk disinggasana rindu bertahtakan cinta.
Dan,
sekarang kita ibarat dua jenis DNA yang berbeda Genetika,
mencoba tuk bersatu dengan semua proses simulasinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar