Sabtu, 12 November 2011

berfilsafat dengan sains dan al-quran


Filsafat merupakan salah satu untuk menemukan sebuah hakikat kehidupan. Dewasa ini, Penemuan hakikat kehidupan menjadi barang langka yang sulit ditemukan di kalangan masyarakat maupun mahasiswa. Disinilah pentingnya berfilsafat. Ia menuntun manusia menemukan sebuah hakikat. Jalan tersebut akan lebih lebih mudah dan gampang tercapai manakala dikaitkan dengan al-qur’an.
Filsafat sains yang terintegrasi dengan al-Qur’an menegaskan bahwa penguasaan ilmu pengetahuan sepatutnya tidak perlu menghilangkan konsep keagamaan. Oleh karenanya, ilmu pengetahuan yang dibangun atas paradigma filsafat Barat menjadi pemicu kurangnya pemahaman tentang tauhid.  Hal ini mengakibatkan segenap semesta alam dimaknai sebagai bukan bagian penciptaan Tuhan.
Padahal sebenarnya dengan adanya penemuan ilmu pengetahuan modern seharusnya menjadi  suatu bukti bahwa apa yang telah dijelaskan dalam Al-quran adalah benar. namun kenyataannya malah terbalik, banyak penilaian-penilaian yang tidak didasarkan pada al-quran dah bahkan melupakan urusan agama.
Ilmu pengetahuan modern yang kini banyak berkembag adalah dalam bidang rekayasa genetika, misalnya dengan adanya kloning yang dapat menghasilkan indivudu baru sesuai dengan yang di inginkannya sehingga memicu manusia untuk semakin mempercayai bahwa kehidupan dapat diciptaknnya sendiri.
Hasil penemuan modern seperti itu membuat manusia berfikir, lantas dimanakah letak peranan Tuhan dalam hal seperti ini??? Pertanyaan –pertanyaan seperti ini hanya akan menjadi sebuah wacana saja jika kita tidak belajar dan mencari bagaimana kita berfilsafat dengan sains.
Untuk bisa mengintegrasikan hal semacam ini dengan al-quran kita bisa menemukan penjelasan lebih lanjut dari sebuah buku filsafat sains dalam Al-quran.  
Dengan membaca buku ini kita dapat menemukan jawaban-jawaban atas pertanyaan semacam itu. Selain itu kita juga dapat memahami hakikat dari ilmu. Buku ini menjelaskan hakikat ilmu. Dalam pandangan al-quran , dasar interpetrasi dari semua bentuk ilmu adalah tauhid,. Dalam al-quran surat al-alaq ayat 1-5 disinyalir secara tegas bahwa ilmu tidak dipisahkan dari sang Pencipta. Sehingga dengan adanya ilmu ini sudah seharusnya menjadi alat yang mudah untuk manusia bisa mendekatkan kepada Tuhan. Ilmu secara epistemology merupakan pengetahuan yang didapatkan melalui proses tertentu.
            Perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin pesat ini mendorong manusia untuk selalu mengetahui hal-hal yang baru. Cara berpikir manusia ini untuk mendapatkan sebuah pengatahuan dapat di tinjau dari dua pola, yaitu berpikir secara rasionalis dan empiris. Cara berpikir secara rasional ini merupakan cara berpikir seperti plato yaitu suatu dikatakan benar apabila dapat dirasiokan , artinya pengetahuan dapat diperoleh dengan cara berfikir serta mengkaitkan suatu pemikiran dengan sebuah kenyataa. Cara berpikir empiris meru[pakan cara berpikir yang didasarkan pada pengalaman yang telah dialami manusia.
Buku ini juga menjelaskan bagaimana hubungan Tuhan dengan ilmu, bahwa dalam islam konsep ilmu tidak dapat dipisahkan dari konsep Tuhan karena semua ilmu berasal dari NYA. Ilmu NYA adalah absolute dan menyeluruh mencakup yang tmapak maupun yang tersembunyi (hlmn 38). 
Untuk bisa mudah berfilsafat dengan sains, kita juga harus mengetahui dari manakah sumber-sumber ilmu tersebut. Dalam buku filsafat sains dalam Al-quran dijelaskan juga bahwa sumber ilmu yang pertama ialah wahyu,kemudian intuisi, akal pikiran yang rasional dan pengalaman indrawi atau observasi. Sehingga  dengan mengetahu sumber ilu kita tahu tujuan kita dalam mencari ilmu, seperti juga yang telah dijelaskan dalam buku ini.
Filsafat meruapakan hal yang penting untuk mengetahui hakikat dari sesuatu. Manusia tidak hanya dituntut untuk mengetahui dan memahami saja hakikat dari seuatu. Atas ilmu yang telah didapatkan, maka manusia belum bisa dikatakan sukses jika ilmu yangh di dapatkan tersebut tidak diamalkan, khususnya ilmu pengetahuaan sains yang mudah diintegrasikan dengan al-quran.
Buku filsafat sains dan al-quran ini mempunyai kelebihan yang sangat penting dan bermanfaat, karena didlamnya membahs bagaimanakah integritas  ilmu, iman dan amal, sehingga ilmu yang didapatkan berkaitan edngan keprcayaan dan dapat di amalkan.
Ilmu,iman dan amal, dalam pandangan islam adalah saling berhubungan. Ibn Hazm menyatakan bahwa ilmu dan iman berasal dari sumber yang sama dan keduanya merupakan pemberian dari Tuhanuntuk tujuan yang sama yaitu menerima totalitas kebijakan sebgaimana ditentukan Tuhan dalam Al-qur’an dan Hadits yang sohih. Menurut Rosnani hasim terdapat hubungan yang dekat antara ilmu dan amal. Islam memandang bahwa keyakinan bertumpu pada ilmu yang benar. ilmu terkait secara erat dengan tindakan dam konsekuensi logisnya dalah amal salih (hlm 78).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar